Retail Banking dan 4
Fungsi Bisnis Perusahaan Jasa (Service)
Perbankan
adalah bisnis yang berdasarkan kepercayaan (Trust)
Bank
merupakan bisnis kepercayaan dimana bank memainkan peranan intermediasi anatar
pihak yang memiliki dana dengan pihak yang membutuhkan dana
Bisnis
Funding, nasabah menaruh kepercayaan kepada sebuah bank, dimana mereka hanya
akan menyimpan uang mereka di bank yang mereka percaya
Bisnis
Lending, Bank menaruh kepercayaan kepada nasabah bahwa nasabah memiliki
kemampuan untuk mengembalikan uang yang mereka pinjam.
Jenis-jenis
Bank
1. Bank
Central = menerbitkan uang dalam satu negara
2. Bank
Umum
3. Perkreditan
Rakyat = tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
4. Bank
Syariah = beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil
Menariknya
kerja di Bank
1. Life
Time Relationship – seluruh bagian dari siklus hidup manusia dapat dilayani
oleh bisnis consumer banking.
2. System
kompleks paling aman (BI, OJK, LPS, ASURANSI)
3. Gaji
dan kesejahteraan terjamin.
4. Berbagai
program yang menghasilkan insentif
5. Jenjang
karir yang sangat terdepan
6. Care
terhadap penampilan, komunikatif dan percaya diri.
Proses
rekrutmen pegawai
1. Job
Fair / Intern
2. Tahap
1 = psikotes internal
3. Tahap
2= tes tulis
4. Tahap
3 = interview 1
5. Tahap
4 = interview 2
6. Tahap
5 = psikotes eksternal
7. Tahap
6 = interview 3
Macam
direktorat dalam bank
1. Direktorat
pengembangan bisnis & TI
2. Direktorat
retail
3. Direktorat
komersial
4. Direktorat
mikro
5. Direktorat
keuangan & perencanaan
6. Direktorat
pelayanan & operasi
7. Direktorat
MKRK &PSDM
Bisnis
1. Pimpinan
cabang
2. Manager
bisnis
3. Pimpinan
cabang pembantu
4. Team
leader
5. AO
UKMK, AO konsumer, MBO, RBO, PBO
6. BPK,
Marketing kerjasama
7. SA
consumer, SA UKMA, Desk Call sekretaris.
Operasional
1. Manager
pelayanan dan operasional
2. Koordinator
pelayanan
3. Front
office (customer service, teller, security)
4. Operator
5. Koordintor
operasional
6. Back
office (kliring, RTGS)
7. Koordinator
BCS
8. BCS
(CI, ADMK, ADML, LEGAL)
9. Sarlog
(gudang, clening service, driver)
10. IT
11. Internal
control
Pengelompokan
nasabah badan usaha
1. Regular
customer – DPK < 100M
2. High
customer – 100M ≤ DPK < 500M
3. Prime
customer – DPK ≥ 500M
Produk
Funding
1. Tabungan
2. Tabunganku,
bisnis, premium, haji, dll
3. Giro
rupiah, valas
4. Deposito
5. Deposito
rupiah, Dollar, On call, dll
Produk
Lending
1. Consumer
= KPR, KPM, KSG, Kartu kredit
2. UKMK
= kredit modal kerja, kredit infestasi
Transaksi
Tabungan
1. Setiap
transaksi harus dilakukan verifikasi, identitas dan tanda tangan penabung(specimen)
pada buku tabungan dengan identitas (tanda bukti diri) asli penabung.
pada buku tabungan dengan identitas (tanda bukti diri) asli penabung.
2. Perintah
penarikan yang menggunakan surat kuasa. Harus diperiksa & disetujui oleh MPO/pejabat yang berwenang.
3. Setiap
perintah pendebitan rekening oleh nasabah kepada bank yang melalui fax/telepon/media elektronik lainnya “tidak diperkenankan”.
Sistem Perkreditan
Sistem Perkreditan
Kredit
yang berasal dari bahasa Yunani “CREDEREE” yang artinya adalah Percaya, yang
berarti kepercayaan atas kemampuan si peminjam untuk membayar sejumlah uang
pada masa yang akan datang. Yakni kepercayaan pihak Bank terhadap nasabahnya,
begitupun sebaliknya.
Untuk mencapai portofolio perkreditan yang
sehat bank harus mempunyai keyakinan bahwa calon debitur mampu mengembalikan
kredit beserta bunga dan kewajiban lain sesuai kesepakatan. Untuk itu bank
melakukan proses penilaian atas karakter/watak, kemampuan, prospek usaha calon
debitur, agunan yang diserahkan dalam meminimasi risiko yang mungkin
timbul, sehingga kredit yang diberikan tepat sasaran dan menguntungkan atau
kredit yang sehat dan collectible.
Dalam melakukan penilaian perbankan
berpedoman pada suatu prinsip klasik yang dikenal dengan istilah “5 C
Principles” yaitu:
1.
Character
Karakter yang menyangkut data pribadi
pengusaha, kemauan, itikad baik dan tanggung jawab moral calon debitur dalam
upaya pembayaran kembali pinjamannya. Penilaian karakter calon debitur mancakup
kejujuran dan kepercayaan dalam menjalankan bisnis, kelancaran pembayaran
hutang dagang selama ini, hubungan dagang dengan para pemasok serta lamanya
hubungan dengan bank pemberi fasilitas kredit. Bagi bank, pemahaman atas
reputasi dan karakter calon debitur merupakan hal utama.
2.
Capacity
Parameter utama dari asas capacity ini adalah
kemampuan calon debitur dalam mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki,
kemampuan menciptakan sumber dana dan kemampuan dalam meningkatkan pendapatan
untuk memenuhi kewajibannya sesuai perjanjian. Kemampuan membayar dalam konteks
ini meliputi pengalaman dan prestasi bisnis calon debitur, kualifikasi
manajemen, jumlah hasil penjualan yang dicapai setiap periode tertentu, serta
posisi produk dalam persaingan pasar.
3.
Capital
Analisis modal ditunjukkan untuk menilai
kondisi harta perusahan, jumlah modal yang ditanamkan oleh calon debitur dalam
perusahaa. Kecukupan modal mempunyai andil yang besar untuk menjamin kelangsungan
perusahaan. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang kondisi harta
perusahaan, analisis kredit harus memeriksa keadaan fisik fasilitas yang ada,
meninjau cara perawatan fasilitas produksi, dan meneliti sumber dana serta
menilai karyawan yang membidangi produksi tersebut.
4.
Collateral
Penilaian faktor jaminan bertujuan untuk
back-up dan menjamin terhadap resiko wanprestasi dari calon debitur dalam
pelunasan kredit. Jadi manfaat dari collateral adalah alat pengaman jika
debitur tidak melunasi pinjamannya, sehingga bank dapat mengambil alih atau
mencairkannya untuk melunasi pinjaman tersebut.
5.
Condition
Analisis kondisi ekonomi merupakan analisis
atas faktor eksternal yang mempengaruhi perusahaan calon debitur. Analisis atas
situasi dan kondisi persaingan bisnis, politik, sosial, ekonomi dan lainnya
yang mempunyai pengaruh pada suatu saat yang mungkin mempengaruhi kelancaran
usaha.
Kriteria lain merupakan prinsip 3R:
·
Return, proyeksi hasil pengusahaan (profit) yang mampu dicapai.
·
Repayment, jadwal untuk menutup atau jangka waktu untuk mengembalikan
pinjaman.
·
Risk, prediksi risiko atau peluang kegagalan.
Resiko Kredit:
· Resiko Manajerial, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan organisasi, Target
Pasar, Komoditi atau kegagalan Produk.
· Resiko Keuangan Internal, Struktur Modal, ROI, ROA, Fluktuasi Laba, Kas
dan Persediaan keuangan Eksternal, Life cycle product, Perkembangan Teknologi, Perubahan
Peraturan atau UU, Fluktuasi nilai tukar rupiah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar